Memperingati Hari Filateli ke 100, Bagaimana Nasib Prangko Sekarang?
By Ursula Meta Rosarini - 8:00 am
24 Maret 2022
Hy guys, how are you?
Welcome to my blog!
Tanggal 29 Maret 2022 diperingati sebagai Hari Filateli Nasional yang ke 100. Wow, ternyata filateli ini sudah diperingati sebelum Indonesia merdeka ya. By the way adakah di sini yang masih asing dengan istilah filateli? aku jelasin singkat ya.
Pengertian filateli
Secara bahasa, filateli berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata yakni philos yang artinya teman, dan ateleia yang artinya pembebasan, pembebasan yang dimaksud adalah bebas dari kewajiban membayar biaya pengiriman surat atau bebas bea atau membebaskan teman dari bea pos.
Sedangkan secara istilah, filateli berarti hobi mengumpulkan prangko ataupun benda pos lainnya seperti kartu pos, meterai, amplop maupun sampul hari pertama saat prangko dicetak. Orang-orang dengan hobi filateli ini disebut filatelis. Sampai sini paham ya?.
Sejarah singkat prangko
Prangko sendiri pertama kali ada di dunia berkat gagasan Sekretaris General Postmaster Britania Raya Rowland Hill, pada tanggal 03 Desember 1795 dan pertama kali diperkenalkan sekitar dua abad lalu, tepatnya pada 6 Mei 1840 di Britania Raya. Di Indonesia sendiri prangko pertama kali muncul pada tanggal 1 April 1864 diterbitkan oleh pemerintah Hindia Belanda.
Prangko sendiri pertama kali ada di dunia berkat gagasan Sekretaris General Postmaster Britania Raya Rowland Hill, pada tanggal 03 Desember 1795 dan pertama kali diperkenalkan sekitar dua abad lalu, tepatnya pada 6 Mei 1840 di Britania Raya. Di Indonesia sendiri prangko pertama kali muncul pada tanggal 1 April 1864 diterbitkan oleh pemerintah Hindia Belanda.
Prangko yang awalnya digunakan untuk pembayaran surat menyurat, ternyata berkembang menjadi benda koleksi yang sangat besar daya tariknya. Dan seiring berjalannya waktu lahirlah beberapa organisasi filatelis seperti:
- Federation Internationale de Philatelie atau Federasi Filateli Internasional (FFI)
- Federation of Inter-Asian Philately atau Federasi Filateli Asia Pasifik (FIAP)
- Perkumpulan Filatelis Indonesia (PFI)
Beberapa alasan mengapa seseorang suka mengumpulkan perangko
- Suka dengan gambarnya
- Warnanya menarik
- Suka dengan barang yang selalu memiliki seri terbaru (prangko, uang, meterai)
Selain punya passion dalam hal blogging juga nonton badminton, jauh sebelum itu aku sudah lebih dulu punya passion dalam hal mengumpulkan prangko bekas, ada beberapa meterai juga, sejak SMP atau sekitar tahun 2002. Aku mengumpulkan prangko dari amplop bekas yang aku terima, bukan prangko yang sengaja aku beli di Kantor Pos. Walaupun sebenarnya saat itu aku juga cukup sering kirim-kiriman kartu pos dengan teman-temanku, tapi aku hanya mengumpulkan prangko saja.
Aku ingat betul bagaimana dulu aku sering banget kirim-kiriman surat dengan saudara-saudaraku yang di luar kota, juga dengan beberapa temanku. Aku selalu suka jika ada prangko edisi terbaru, pasti penasaran dengan desain atau gambarnya.
Faedahnya apa mengumpulkan prangko bekas seperti itu? Unfaedah! I like it and did it, it just makes me happy. Karna kita tidak butuh alasan untuk menyukai sesuatu, tidak butuh alasan untuk melakukan hobi, yang penting tidak merugikan orang lain.
Dan, kebetulan banget pak suami juga suka prangko bekas, dia pernah beli beberapa lembar perangko bekas dari teman yang juga kolektor perangko jadul.
Tergesernya prangko
Sayangnya, seiring berjalannya waktu dan berkembangnya teknologi seperti adanya smartphone, email dan semakin banyaknya jasa ekspedisi pengiriman barang dan dokumen yang menggeser keberadaan prangko. Bagaimana tidak, aku sendiri yang suka mengoleksi prangko saat ini memilih J&T, JNE atau TIKI kalau mau kirim dokumen ataupun barang.
Mengapa kebanyakan orang lebih memilih mengirim dokumen dengan jasa ekspedisi?
- Storenya ada dimana-mana, bahkan bisa di pick up
- Harganya lebih murah
- Lebih cepat sampai
- Trackingnya pun mudah
Aku tidak tau pasti kapan keberadaan prangko ini mulai tergerser oleh berbagai macam jasa ekspedisi, namun yang pasti seingatku, sejak aku merantau ke Jakarta awal tahun 2013, semua dokumen yang keluar masuk dari kantorku sudah tidak lagi pakai prangko.
Padahal sebelum merantau ke Jakarta, di kampungku Purwokerto masih banyak prangko yang nempel di pojokan surat ataupun dokumen. Dan sejak itu juga aku sudah mulai kesulitan untuk mengumpulkan prangko bekas.
Bagaimana nasib prangko saat ini?
Meskipun perannya sudah tergeser oleh berbagai macam jasa ekspedisi, namun yang pasti Perum Percetakan Uang Republik Indonesia (PERURI) yang tentunya bekerja sama dengan PT POS Indonesia masih mencetak prangko sampai dengan saat ini, meskipun mungkin jumlahnya tidak sebanyak dulu.
Beberapa hari yang lalu aku sempat ke kantor pos di Kelapa Gading untuk menanyakan mekanisme pengiriman dokumen dengan prangko. Ternyata masih sama dengan jaman dulu, cukup tempelkan prangko di ujung amplop dan serahkan ke petugas. Untuk pengiriman dokumen ke sesama Jakarta cukup 1 buah prangko seharga Rp 3.000. Ingat ya hanya dokumen, bukan barang lainnya.
Petugas juga mengatakan bahwa mereka tidak memberikan tanda terima untuk pengiriman dokumen tersebut dan mereka juga tidak bisa memastikan kapan dokumen akan sampai, bahkan mereka juga tidak mau dituntut jika pada akhirnya dokumen tidak sampai.
Petugas juga mengatakan bahwa mereka tidak memberikan tanda terima untuk pengiriman dokumen tersebut dan mereka juga tidak bisa memastikan kapan dokumen akan sampai, bahkan mereka juga tidak mau dituntut jika pada akhirnya dokumen tidak sampai.
Jaman dulu padahal kita sangat familiar dengan sistem pengiriman dokumen semacam ini, tapi karena sekarang sudah banyak ekspedisi pengiriman barang dan dokumen yang pelayanannya bagus, jadi untuk mengirim dokumen dengan prangko rasanya agak was-was, takut dokumennya hilang.
Pelayanan pengiriman dokumen dan barang melalui Kantor Pos
Meskipun sudah banyak orang yang meninggalkan cara ini, namun bukan berarti PT Pos Indonesia tidak melayani pengiriman dokumen dan barang non prangko ya. Kita tetap bisa mengirim dokumen atau barang ke seluruh Indonesia bahkan ke luar negeri melalui kantor pos, lengkap dengan resi dan tracking-nya, soalnya aku sendiri sudah beberapa kali mengirim dokumen dan barang ke luar Jawa melalui kantor pos.
Ini adalah tanda terima saat aku mengirim barang ke Kalimantan Selatan, lengkap dengan no resi untuk tracking.
Kalian gimana guys, masih adakah yang sering mengirim dokumen dengan prangko? Mungkin anak jaman now mungkin tidak tau betapa menyenangkannya kirim dan menerima surat dengan prangko ataupun kartu pos. Jangankan orang awam, coba tanyakn pada petugas di kantor pos yang masih muda, belum tentu mereka tau apa itu dan seperti apa bentuknya kartu pos.
Gedung Filateli Jakarta kini telah beralih fungsi
Oh iya, kebetulan beberapa waktu lalu aku mengunjungi Gedung Filateli Jakarta, dulunya tempat ini adalah tempat pelayanan pos, telepon dan telegram. Lalu bagaimanakah nasib gedung tersebut saat ini? Apakah jadi museum? Atau dibiarkan terbengkalai? Eits, aku akan tulis tentang ini di postingan terpisah ya.
Gimana, apakah juga kalian punya cerita atau pengalaman menarik dengan prangko atau benda-benda pos lainnya? Yuk share di kolom komentar. Thank you for reading, see you on my next post.
Daftar pustaka:
Soerjono, H. 2007. Filateli dunia penuh warna.
Bandung: PT POS Indonesia Unit Filateli.
67 comments
Wah kita samaan beb, aku waktu kecil juga suka kirim2an surat juga kartu post sama temen2 kalau lagi libur sekolah, soalnya dulu kan aku di asarama, padahal papa punya telpon, tapi kalau terima surat pake kertas yg lucu2 gitu senengnya bukan kepalang haha
ReplyDeleteDan, adek iparku juga ada yg suka banget ngumpulin perangko bekas, ditata di album malah, kalau dia penggila beb, udah ngabisin banyak uang buat beli perangko dll
Lah samaan beb, emang seneng ya kalau dpt surat kertas & amplopnya lucu, berasa menang lotre gitu hahhaa
Delete@Ci Lina >> Itu kayaknya jaman pitecan tropus erectus bukan ci?
Delete@Lucky : Hahahhaa, parah sih
Delete@Lucky : Berantem aja yok berantem apa gimana
DeleteJadi inget waktu sekolah belajar bahasa, padahal sama Bu Guru kami diminta untuk kirim surat berperangko ke teman sebangku masing².
ReplyDeleteEh daku malah nakal, nggak ngirim² itu surat, alasannya karena kan tinggal kasih aja ke orangnya disebelah 😁. Padahal temenku udah ngirim beneran lewat pos wkwkwk.
Hhahahaha, dasar ga bener, aku bilangin bu gurunya loh kalau kamu curang wkwkwk
DeleteYa ampun.. ketawa dulu setelah baca judulnya 🤣 teringat diriku anak 90an yg dulu waktu SD hobi ngoleksi prangko
ReplyDeleteAku sebetulnya sudah paham bahwa u menjadi filatelis yg baik, kita harus merawat prangko dalam album khusus..
Sayangnya, uang sakuku gak cukup untuk beli album yg waktu itu trgolong mahal
Prangko2 aku dapat dari sahabat pena, kadang juga beli di toko buku Sariagung (Surabaya) yg sekarang sudah nggak ada
Selain prangko, aku dulu juga koleksi kertas surat dan amplopnya yg lucu2.. duh aku udah tua banget ya 😆
Eh tapi meski sekarang prangko sudah sangat jarang digunakan, tetap ada manfaatnya untuk dipelajari anak2 zaman now, menurutku sih. Biar paham sejarah, di antaranya. Gambar dalam prangko menceritakan banyak hal yg menarik
Wahh kita seumuran berarti mba, tos dulu mba hahahhaa
DeleteTernyata banyak juga disini yg suka filateli hihihi
Iya bener bgt mba emang ini bisa jadi bahan menarik buat anak cucu kita kelak ya, bisa cerita banyak hal dari sini hahaa
jadi inget waktu kecil seneng banget kalau terima surat dari kakek/nenek dari kampung, mungkin kalau sekarang sebahagia kalau ada triakan "paket" gitu kali ya.
ReplyDeleteBagi manusia jaman old, perangko dan saudara2nya ini pasti jadi kenangan tersendiri buat mereka
hahahha, triakan dari kurir paket emang menyenangkan ya mas wkwk
Deleteaku udah lama banget ga kirim kartu pos
ReplyDeleteterakhir setahun lalu pas ada proyek bareng temen blogger
agak shock sekarang harga perangko udah 5 ribuan hahahah
dulu si pas SD masih 300an perak zamannya Pak Harto
iya mbak memang sekarang penggunaan kartu pos mulai tergeser dan akhirnya ditinggalkan
Oalah, aku malah ga join waktu aja poscrossing itu mas, entah lagi sibuk apa waktu itu wkwkk
DeleteSampai sekarang bunda masih punya dua album penuh prangko bekas, ananda Ursula. Satu album penuh perangko Malaysia. Dahulu, sebelum ada hp, TKI yang kerja di Malaysia rata2 ngirim surat pakai alamat SMP. Oleh kakek suami, beliau minta perangkonya. Karena beliau guru di sana, anak2 yang empunya surat itu dia kasih. Perangko Indonesia terjadul Rp 10. Gambar ibu Tin. Sekarang album itu di pegang sama anak, dia bawa ke Jambi. Sering bunda ingatkan supaya tidak hilang.
ReplyDeleteWah keren bgt bunda, iya harus dijaga baik2 itu jgn sampai hilang, barang langka soalnya hihihi
DeleteYups,setuju mbak. Tidak harus diadakan alasan untuk menyukai sesuatu.
ReplyDeleteDuluu banget waktu kecil ,sukaa banget yang namanya perangko. Duh, dimana ya perangko perangko dulu itu.
Sayang sekali, ketika kuliah di luar kota, dan kemudian menikah, si perangko tak lagi terawat. Entah terbuang atau terselip kemana.
Padahal pernah punya perangko yang masih tertempel di kartu pos jaman dulu banget. Isi kartu pos tentang perdagangan kulit,atau penyamakan kulit.
Warnanya klasik coklat lawas. Vintage banget. Tapi ya itu,sayang tidak dirawat sebaik mbak
Yahhh sayang bgt mba, tp sama sih kaya prangkoku yg di kampung, sejak merantau ke Jkt entah udah pada kemana itu barang, hiks
DeleteAku sama beberapa teman kecilku juga suka banget ama beginian kak, ngupulin perangko, kertas surat, kartu pos ama amplop jadul.
ReplyDeleteNah ceritanya bbrp waktu lalu kami ngadain challenge kirim2an kartu pos gitu kaya jaman waktu kami SMP dulu sering kirim2an kartu pos, aku udah muter ke bbrp kantor pos dan ga ada sama sekali, susah banget nyari kartu pos hari ini, aku kalah dong, temen2ku bisa dpt semua loh.
Yahhh, payah kamu beb wkwkkw LOL, kasian deh ga bisa dpt ahhaha
Deleteaku masih punya nih perangko2 bekas yang sempat dikumpulkan, dan sekarang terpikir ingin menjual ke siapa aja yang minat. Sayang terlantar di rumah kaaaan :)
ReplyDeleteDari dulu memang suka korespondensi sih, dan suka ngumpulin mulai kartu pos, perangko sampai kartu telp (jadoel sekali sayah)
Jual di shopee aja coba kak, di shopee banyak yg jual tau hihihi
DeleteJujur belum pernah sekalipun lihat perangko mbk😅 karena emang di desa nggak pernah kirim-kiraman surat lewat pos. Mungkin semakin majunya teknologi lama-lama prangko bakal jadi barang langka dan koleksi ya. Bisa jadi harganya juga bakalan mahal ya mbk kalau udah langka...?
ReplyDeleteHah serius? kamu kelahiran taon berapa beb? aku ikut sedih ya hiks hiks hiks
Deletekantor pos banyak tutup, tapi perangko untuk surat masih ada....
ReplyDeleteya, pelayanan pengiriman lebih banyak pakai ekspedisi seperti di Indonesia
Emang iya mas kalau kantor pos banyak yg tutup?
Deleteyups....
DeleteKalo bahas masalah perangko, jadi ingat dulu sering kirim surat ke orang tua yang sedang bekerja di Jakarta dan memang harus ada perangkonya, dulu untuk pengiriman dari Tegal ke Jakarta pakai perangko 200 rupiah, biasanya sekitar seminggu sampai. Kalo mau cepat sampai pakai perangko 500, dua hari juga sampai.
ReplyDeleteSekarang sudah tidak pernah kirim-kirim lagi, sudah ada telepon hape.😄
Ternyata masih ada ya perangko.
👍👍👍
DeleteBusyet, tahun brp itu mas, masih murah bgt ya 200 wkwkwk
DeleteJadi penasaran buat eksplore jakarta dan mau koleksi perangko tp nyarinya agak susah ya shay, yg banyak mah materai tuh xixixi
ReplyDeleteYukk ah kita eksplore Jakerdah
DeleteMenarik ulasannya. Ketika zaman serba digital, perangko mulai ditinggalkan, sudah tidak lagi berkirim surat, tapi ada saja komunitas/kolektor perangko yang menganggap perangko ini bernilai tinggi, kalau perlu dibeli dengan harga tinggi. Oh ya saya baru follow blog ini. Thx
ReplyDeleteHihihi iya pak, bagi sebagian orang prangko ini unik dan bernilai tinggi
Deletesaya sih jarang nemuin yang koleksi perangko sih sekarang ini
ReplyDeletehahhahah, emang
DeleteAsli baru tau kalau perangko ini masih ada, kirain udah musnah tenggelam sama ekspedisi JNE J&T, TIKI, Wahana, Si Cepat dll.
ReplyDeleteUdah gitu murah lagi cuma 3rb, cuma ya wassalam nyampe atau ga
Hahahhaha, kagak tenggelam juga kali beb LOL
DeleteHahahhaha, kek lg berenang aja ya tiba2 tenggelam
DeleteWah keren banget asli artikelnya kak, sampe skrg aku masih nyimpen kartu pos jaman baheula nih, dulu sering bgt kirim2an kartu pos sama tmn2, skrg udah tergantikan ama WA hahaha
ReplyDeleteWah keren banget, pasti bersejarah bgt ya itu kartu pos jadul hihi
DeleteWah keren bgt kak koleksi used stampnya, mana ada yg masih sen pulam gila udah nympen berapa lama itu, barang bekas yg looks unfaedah buat orang lain, kdang jadi hal berharga buat sebagian orang ya hihihi
ReplyDeletehihi thank you beb, itu udah lama bgt emang beb
DeleteMbak ursula suka koleksi perangko yaa, kalau aku sering berkirim kartu pos. kemarin juga ikutan postcrossing bareng teman-teman blogger. Kemudian kirim secara personal. Ada yang sampai dengan selamat, ada pula yang tidak sampai sekali. Yaa begitulah resikonya berkirim kartupos.
ReplyDeleteBulan agustus lalu, aku mendapatkan perangko bergambar karakter bumi langit universe. Seperti karater gundala, sri asih, si buta dari goa hantu, dll.
Wahh pasti keren banget ya mas perangko universenya.
DeleteAku dulu ga ikutan postcrossingnya, entah lagi sibuk apaan hehe
Koleksi perangko memang keren-keren ya , mengingat variasi perangko ada banyak tapi langka, apalagi sekarang bisa chatting/vidcall
ReplyDeleteHahhha, iya skrg jd barang langka mbak
DeleteKartu pos itu kaya apa bentuknya ya kak? Bentar2 ya aku googling dulu hahahhaha
ReplyDeleteCus lah googling dulu, kabarin aku kalau udah tau ya wkwk
DeleteWahhh ada kantor filateli nya ya beb btw di rumah aku nemu 2 album perangko jadul punya kaka ipar, harta karun banget liatnya hihi kalo aku sih ga koleksi beb
ReplyDeleteIya ada gedung filatelinya beb hihihi
DeleteWah harus dilestarikan itu albumnya beb, benda berharga buat sebagian orang hihi
Wah koleksi perangkonya bagus2 mbak, saya dulu cukup sering juga kirim dan terima surat berperangko seperti ini tapi perangkonya saya buang bersama amplopnya, kalau sudah dibaca aja suratnya juga dibuang
ReplyDeleteHahahha, banyak yg demikian mas wkwkwkwk
DeleteWah aku salah satu yg duluuuu bgt suka ngumpulin perangko.skrg juga masih ada yg masih bagus dalam album...cuman kelamaan disimpen jdi dimakan rayap album perangkonya haha..sebagian rusak deh
ReplyDeletepadahal dl tuh ada perangko dr jepang,dubai dan bbrp negara lain.duh sayang bgt
pas kapan sih kepikiran : kalau dijual masih laku gak ya >hehe
Yahhh sayang banget mbak, coba jual di shopee mbak, di sana byk yg jual juga
Deletesaya suka yang bentuk bulat tu. unik sangat!
ReplyDeleteBenar sekali kak
Deletesaya suka yang bentuk bulat tu. unik sangat!
ReplyDeleteOiya saya malah lupa bulan maret tanggal 29 adalah ultahnya si Filateli Nasional.😁😁 Maklum perangkonya sudah hilang semuanya. Padahal dulu senang banget mengoleksi prangko.😊😊
ReplyDeleteMembaca ini saya jadi kangen dengan surat cinta yang dulu dalam sebulan bisa ada 20 surat cinta yang datang kerumah Hooohooooo!!! Bisa begitu yee.🤣🤣🤣
Bahkan dulu aku sering tukaran model dan gambar prangko sama sang pacar...Eeh pas putus minta tukeran lagi prangkonya.🤣🤣🤣🤣🤣
"Balikan prangko2 aku yang gambar anu2..🤣🤣🤣
Hah serius mas satria sebulan surat2an ampe 20 kali? busyet, boncos di prangkonya dong wkwkwkk
DeleteDulu saya juga koleksi perangko nih, sampe yg dari luar negeri pun dikumpulin, tapi sejak pindah rumah jadi lupa simpan di mana huhu ingat masa2 dulu deh berkirim surat ngumpulin prangko unik jadi hobi ya mba :)
ReplyDeleteKabanyak koleksi kaya gini hilang pas pindahan rumah mbak, banyak yg crita hihihi
DeleteAku tuh bingung kenapa dulu zaman masih surat2an pake perangko, selalu sampe ke tujuan. Kenapa skr jadi wassalam diikhlaskan kalo ga nyampe 🤣🤣🤣. Jadi inget pas kemarin kirim kartupos pale perangko ke grub temen2 yg ikutan , itu Maret THN lalu. Sampe skr aja masih ada yg belum Nerima kartupos yg dikirim. Ntahlah itu nyasar kemana, atau beneran ga dikirim. Kenapa juga sampe ga bisa ditracing. Krn hrgnya kemurahan apa? Wajar aja kalo banyak yg berpaling ke JNE, tiki dll. Lah lebih terpercaya memang.
ReplyDeleteTapi bukan berarti aku jadi sebel Ama perangko, kertas surat, kartu pos dan alat2 filateli lain mba. Masih suka bgt liat gambar2 nya. Dulupun aku koleksi. Udah banyak bgt sampe berapa album. Tapi pas pindah ke Medan ntahlah hilang kemana 🤣
Nah itu lah mba, sejak ada TIKI, JNE dll kirim2an dokumen pas POS pasti nyampe ya, entah knp skrg jd kaya begini, apa karna murah jd ya gitu deh hahahha.
DeleteKoleksiku waktu masih di Purwokerto juga ilang waktu pindahan ke JKT ga kebawa mbak, yasudahlah, mulai ngumpulin lagi dari 0 hahhaa
Aku dan suami sebelum saling kenal ternayta sama2 pengoleksi perangko, mbak. Lumayan banyak juga deh berbagai negara perangko2nya. Tapi sayang beberapa waktu lalau sebagian habis dimakan rayap, untuknya masih banyak yang terselamatkan hiks :( Kangen surat2an pakai perangko ngirimnya ya hehe :D
ReplyDeleteYahhh sayang banget mbak ampe dimakan rayap gitu hiks hiks
DeleteNgakaaaakkk, ada gitu ya petugas kantor pos yang nggak tahu kartu pos :D
ReplyDeleteBtw saya juga dulu suka koleksi prangko, suka surat-suratan.
Ingat banget pas STM tuh ya, jarak sekolah tuh jauh, biasanya saya naik angkot dan kadang rela jalan kaki demi bisa hemat uang angkot, untuk dipakai beli prangko :D
Wah kita smaaan dong mba kita dulu hihihi
Delete