25 Mei 2021
Hy guys, how are you?
Welcome to my blog!
Berawal dari informasi seorang penjual ayam geprek saat kami sedang makan di area perumahan Mutiara Gading City, Bekasi Utara yang memberi tahu bahwa terdapat sebuah Rumah Joglo yang dijadikan area wisata di area perumahan, pak suami pun langsung mengajak aku dan anak kami mengunjungi tempat tersebut.
Lokasinya berada di belakang kawasan perumahan Mutiara Gading City, sebelum sampai di lokasi wisata, pengunjung melewati hutan sengon yang cukup panjang, rindang dan sepi, saking sepinya, si bayi pun bisa berfoto-foto ria di tengah jalan.
Loket |
Terus ikuti petunjuk jalan hingga ke area wisata, dan sampailah di penghujung jalan, di sebelah kiri terpampang jelas area Rumah Joglo tersebut. Di area depan terdapat tempat parkir untuk pengunjung, suasana tempat parkir tidak terlalu luas dan masih sangat alami.
Untuk masuk ke area Rumah Joglo, pengunjung dikenakan biaya sebesar Rp 15.000 (dikarenakan libur lebaran atau high season, jika slow season hanya Rp 10.000 untuk weekday dan Rp 15.000 untuk weekend) dan biaya parkir Rp 1.000. Jadi kami mengeluarkan uang sebesar Rp 31.000 saja.
Halaman rumah |
Begitu masuk area wisata, pengunjung disuguhi dengan jejeran pohon jati di sepanjang halaman rumah, halaman rumahnya sangat panjang. Begitu sampai ke dekat rumah, memang sangat terasa nuasa Jawanya.
Rumah Joglo ini dibuat sama persis dengan Rumah Joglo yang ada di Jawa. Apalagi di sekitar rumah dilengkapi dengan oranamen khas Jawa yang membuat suasana di area ini semakin mirip dengan suasana di daerah Jawa.
Suasananya hening, jauh dari hiruk pikuk ibu kota meskipun udaranya tetap panas karena Bekasi memang panasnya luar biasa, namun karena banyaknya pepohonan yang rindang jadi tidak terasa begitu panas. Apalagi jika angin datang dan melambaikan dedaunan, sejuknya luar biasa, sama persis seperti di Jawa.
Diawali dengan andong atau kereta kuda di bagian depan rumah, kemudian beberapa ornamen di belakang rumah seperti perempuan yang menumbuk padi di lesung dan kerbau yang membajak sawah atau luku (kalau orang ngapak Purwokerto seperti aku menyebutnya mluku).
Masuk ke dalam Rumah Joglo, terdapat beberapa patung dan benda-benda khas Jawa Tengah seperti meja kursi kayu, tiang dan dinding berbahan kayu, juga sepeda onthel.
Patung kayu di dalam rumah |
Dinding dan hiasan antik |
Aksara |
Atap dan lampu gantung antik |
Barang antik lainnya |
Di sisi depan kanan rumah, terdapat sumur dengan ember kayu sebagai timbanya, juga sumur pompa yang lebih modern. Karena aku asli Jawa Tengah, aku merasakan betul mandi di sumur timba dan sumur pompa saat kecil dulu, hihihi jadi bernostalgia.
Di sisi kiri rumah terdapat toliet umum, dan mushola di belakangnya. Aku suka sekali dengan konsep toiletnya yang cukup modern, unik dan estetik. Meskipun indoor tapi rasanya tetap menyatu dengan alam.
Di sisi belakang kanan, adalah snack zone, terdapat beberapa penjual makanan yang ada di sana. Makanan yang dijual tidak banyak macamnya, hanya minuman ringan, es krim, tahu gejrot, sosis bakar, bakso dan mi ayam.
Di sisi depan kiri terdapat perkebunan buah, beberapa pohon yang terdapat di kebun ini adalah mangga, sawo dan kelengkeng. Menyusuri jalan di tengah perkebunan berujung di sebuah pendopo yang mungkin digunakan sebagi ruang serbaguna atau aula.
Suamiku bertemu dengan bapak Gimin, beliau adalah penjaga Rumah Joglo ini. Rumah ini hampir selalu ada pengunjung setiap harinya meskipun tidak terlalu banyak. Rumah yang didirikan di atas tanah seluas 3 hektar ini masih berada di bawah perusahaan ISPI Group dan dibangun pada tahun 2017.
Dari berbagai informasi yang aku dapatkan, Rumah Joglo ini dibuat untuk mengobati kerinduan perantau asal Jawa akan kampung halamannya. Dan benar saja, aku dan suamiku suka dengan konsep nuansa Jawa di tempat ini, apalagi terdapat musik alunan gamelan khas Jawa, rasanya semakin greget, serasa di kampung halaman.
Tempat ini sukses mengobati kerinduan kami akan kampung halaman kami. Saking sukanya dengan tempat dan suasana di Rumah Joglo ini, sampai-sampai kami berkunjung ke rumah ini 2 kali dalam 1 minggu loh, hehehe.
Meskipun banyak pepohona dan outdoor concept, namun tidak ada nyamuk di sini, paling hanya semut di jalan bebatuan di tengah perkebunan saja.
Sangat disayangkan, kebersihannya kurang terjaga, banyak sampah makanan di mana-mana, mungkin karena minimnya tempat sampah dan sampah yang berserakan pun tidak langsung dibuang /dibersihkan. Selain itu, rumput di area belakang rumahpun kurang terawat, jembatan bambu banyak yang rusak. Padahal, jika tempat ini dirawat dan dijaga kebersihannya, pasti akan sangat indah.
Harapanku semoga kedepannya tempat wisata ini bisa lebih dijaga, dirawat juga ditambah lagi koleksi barang antiknya, seperti isi rumahnya, juga promosinya lebih gencar lagi agar semakin banyak orang yang tau keberadaan tempat wisata ini.
Rumah Joglo Puri Wedari
Jl Mutiara Gading City, Kedungjaya, Kec. Babelan, Kab Bekasi Utara, Jawa Barat
Telp 021 29084077
Jam Operasional:
Weekday : 09.00 - 16.00 WIB
Weekend : 07.00 - 16.00 WIB
HTM:
Weekday : Rp 10.000
Weekend : Rp 15.000
Kalian sudah pernah mampir ke sini belum guys? Jika kalian rindu nuansa Jawa dan kondisi tidak memungkinkan untuk pulang kampung, yuk kunjungin Rumah Joglo Puri Wedari ini. Thank you for reading, see you on my next post.