Catholic Wedding Preparation Part 1 : Membangun Rumah Tangga (MRT) / Kursus Persiapan Perkawinan (KPP)
By Ursula Meta Rosarini - 8:00 am
03 Oktober 2018
Hy girls, how are you?
Welcome back to my blog!
Berbeda dengan topik bisanya dimana aku sering membahas tentang makeup, skincare ataupun seputar dunia perbeautian yang lainnya kali ini aku mau share tentang salah satu persiapan untuk perkawinan katolik.
Jadi aku (dan pasanganku tentunya) berencana menikah secara katolik bulan Desember 2018 mendatang di Paroki St. Agustinus, Lampung Tengah, ciyee uhuk, deg degan, seneng dan sudah mulai kalang kabut, tenyata mengurus pernikahan katolik itu nggak gampang, syaratnya banyak. Apalagi sebagai anak perantauan seperti aku, cukup ribet ternyata, aku sempat dibuat pusing tujuh keliling #curcol.
Jadi hal pertama yang harus dilakukan adalah mengikuti kursus Membangun Rumah Tangga / MRT (KAJ) atau Kursus Persiapan Perkawinan / KPP (luar KAJ) ini beda nama aja sih guys, maksud, tujuan & acaranya sama kok. Berhubung jadwal MRT di setiap gereja berbeda-beda, jadi kalian harus aktif cari informasi tentang jadwalnya ya guys. Nah karena MRT ini bersifat wajib, jadi jangan harap bisa lanjut ke proses selanjutnya sebelum mengikuti MRT ini.
Karena aku berdomisili di Kelapa Gading dan aku berencana Kanonik di Jakarta (karena Kanonik memang sebaiknya dilakukan di Paroki/domisili wanita) jadi kami sekalian ikut MRT di Paroki St. Yakobus, Kelapa Gading.
Sebelum membahas seperti apa itu MRT, sebelumnya aku kasih tau dulu beberapa persyaratan untuk mengikuti MRT.
1. Mengisi formulir pendaftaran
2. FC surat baptis
3. FC surat krisma
4. Uang pendaftaran sebesar Rp 450.000 (untuk buku & konsumsi)
Syarat-syarat di atas berlaku untuk pasangan yang keduanya Katolik yah guys, kalau pasangan beda gereja (Kristen Protestan) atau beda agama (Islam, Hindu, Budha) aku kurang tau. Setau aku, kalau di Paroki lain juga diminta foto berdampingan ukuran 4X6 juga untuk ditempal di sertifikat MRT, tapi di Yakobus difotoin sekalian oleh panitia sebelum acara dimulai. Beberapa Gereja juga minta surat keterangan Paroki apabila MRT dilakukan bukan di Paroki si calon menikah, tapi Puji Tuhan di Paroki Yakobus nggak diminta.
Sebagian besar acara MRT ini mirip dengan program Discovery yang pernah aku ikuti beberapa bulan yang lalu, kalau kalian udah pernah ikut Discovery pasti udah ada gambaran seperti apa MRT itu. Nah berhubung program Discovery baru diadakan di KAJ, tentunya teman-teman yang di luar KAJ mungkin belum ada gambaran kan seperti apa MRT itu. Yuk langsung aja kita bahas, udah kebanyakan basa basi dari tadi hehe.
MRT diselenggarakan di aula lantai 4 Paroki St. Yakobus Kelapa Gading, mulai pukul 07.30 - 17.30 WIB. Diadakan selama 2 hari yaitu tanggal 4-5 Agustus 2018, dengan jumlah ± 75 pasang peserta. Jumlah yang cukup banyak menurutku. Acara ini difasilitasi oleh tim Seksi Kerasulan Keluarga (SKK) Paroki setempat.
Acara terbagi dalam 12 sesi pokok. Awalnya aku dan pasanganku super excited mengikuti MRT ini karena saat Discovery acaranya memang seru banget guys, apalagi MRT ini salah satu syarat wajib sebelum menikah, jadi kami memang se-excited itu.
Sebelum acara dimulai, kami diberi buku panduan, warna pink (cewek) & biru (cowok), isinya sama kok, cuma cover-nya aja yang membedakan. Dalam buku tersebut ada rengkuman materi & pertanyaan yang harus diisi.
2. Keluarga Berbicara
3. Mewujudkan Pengharapan
4. Memahami Cinta
5. Perkawinan pada Umumnya
6. Perkawinan Sakramental
7. Tata Cara Upacara Perkawinan
8. Pengelolaan Keuangan
9. Mengolah Rohani
10. Menghadirkan Kristus di Rumah Kita
11. Pengaturan Kelahiran
12. Kita di dalam Misi
Setiap sesi dibawakan oleh pembicara yang berbeda, berlangsung sekitar 45 - 120 menit per sesi. Beberapa pembicara membawakan materi dengan sangat baik dan interaktif sehingga peserta pun nggak punya waktu untuk ngantuk, saking serunya, tapi beberapa pembicara membawakan materi seperti dosen yang sedang memberi kuliah umum di kelas yang cukup padat penghuninya haha, ngantuk cyin.
Sebelum mulai sesi, peserta diminta mengisi pre-test yang dibagikan dalam WhatsApp Grup (WAG) dan setelah selesai sesi peserta kembali diminta untuk mengisi post-test untuk mengetahui sejauh mana peserta memahami materi yang telah disampaikan.
Tenang aja guys, selama acara nggak akan kelaparan kok karena panitia menyediakan snack, minum dan makan siang. Nggak perlu kuatir ngantuk atau dilanda bosan juga sebenernya, fokus aja sama pembicara, siapa tau disodorin mic dan ditanya-tanya atau malah disuruh curhat di depan, hahaha. Tapi tenang aja, panitia juga mengajak ice breaking atau waktu untuk sekedar melemaskan otot-otot hihi.
Terus, lebih seru Discovery atau MRT? Kalau menurut aku sih lebih seru Discovery ya haha, tapi sekali lagi aku tekankan, MRT ini bersifat wajib dan pastinya akan banyak sekali ilmu yang kita dapatkan kalau kita memperhatikan dan fokus pada setiap sesi.
Oh iya, sertifikat MRT hanya berlaku selama 6 bulan ya guys, artinya, jika lebih dari 6 bulan sejak MRT dan kita belum juga dapat sakramen perkawinan, itu artinya kita harus mengikuti MRT lagi. Menurut pengalamanku, aku waktu ideal untuk ikut MRT sekitar 4-5 bulan sebelum menikah, mengingat masih ada tahapan yang harus dilalui setelah MRT, salah satunya yaitu Penyelidikan Kanonik. Untuk Kanonik akan aku bahas secara terpisah nantinya.
Di Paroki St. Yakobus Kelapa Gading, berkas untuk penyelidikan Kanonik harus diserahkan minimal 3 bulan sebelum menikah, nah kebayang nggak kalau MRT mendadak? Sedangkan salah satu syarat Kanonik aja harus ikut MRT dulu. Kalau kata temanku yang melaksanakan pernikahan di Katedral Jakarta, mereka malah sudah booking Gereja 18 bulan sebelum menikah, wahh, ini sih harus di planning bener-benernya.
Jadi, kalian kapan mau MRT guys? Semoga rencana dan persiapan pernikahan kalian selalu dilancarkan ya. Thank you for reading, see you on my next post.
Disclaimer : Semua foto yang tidak ditandai credit (www.ursula-meta.com) adalah foto dokumentasi milik panitia (SKK Paroki St. Yakobus).
Sesi pokok / topik yang dibahas yaitu:
1. Inilah Diriku2. Keluarga Berbicara
3. Mewujudkan Pengharapan
4. Memahami Cinta
5. Perkawinan pada Umumnya
6. Perkawinan Sakramental
7. Tata Cara Upacara Perkawinan
8. Pengelolaan Keuangan
9. Mengolah Rohani
10. Menghadirkan Kristus di Rumah Kita
11. Pengaturan Kelahiran
12. Kita di dalam Misi
Setiap sesi dibawakan oleh pembicara yang berbeda, berlangsung sekitar 45 - 120 menit per sesi. Beberapa pembicara membawakan materi dengan sangat baik dan interaktif sehingga peserta pun nggak punya waktu untuk ngantuk, saking serunya, tapi beberapa pembicara membawakan materi seperti dosen yang sedang memberi kuliah umum di kelas yang cukup padat penghuninya haha, ngantuk cyin.
Sebelum mulai sesi, peserta diminta mengisi pre-test yang dibagikan dalam WhatsApp Grup (WAG) dan setelah selesai sesi peserta kembali diminta untuk mengisi post-test untuk mengetahui sejauh mana peserta memahami materi yang telah disampaikan.
Tenang aja guys, selama acara nggak akan kelaparan kok karena panitia menyediakan snack, minum dan makan siang. Nggak perlu kuatir ngantuk atau dilanda bosan juga sebenernya, fokus aja sama pembicara, siapa tau disodorin mic dan ditanya-tanya atau malah disuruh curhat di depan, hahaha. Tapi tenang aja, panitia juga mengajak ice breaking atau waktu untuk sekedar melemaskan otot-otot hihi.
Terus, lebih seru Discovery atau MRT? Kalau menurut aku sih lebih seru Discovery ya haha, tapi sekali lagi aku tekankan, MRT ini bersifat wajib dan pastinya akan banyak sekali ilmu yang kita dapatkan kalau kita memperhatikan dan fokus pada setiap sesi.
Oh iya, sertifikat MRT hanya berlaku selama 6 bulan ya guys, artinya, jika lebih dari 6 bulan sejak MRT dan kita belum juga dapat sakramen perkawinan, itu artinya kita harus mengikuti MRT lagi. Menurut pengalamanku, aku waktu ideal untuk ikut MRT sekitar 4-5 bulan sebelum menikah, mengingat masih ada tahapan yang harus dilalui setelah MRT, salah satunya yaitu Penyelidikan Kanonik. Untuk Kanonik akan aku bahas secara terpisah nantinya.
Di Paroki St. Yakobus Kelapa Gading, berkas untuk penyelidikan Kanonik harus diserahkan minimal 3 bulan sebelum menikah, nah kebayang nggak kalau MRT mendadak? Sedangkan salah satu syarat Kanonik aja harus ikut MRT dulu. Kalau kata temanku yang melaksanakan pernikahan di Katedral Jakarta, mereka malah sudah booking Gereja 18 bulan sebelum menikah, wahh, ini sih harus di planning bener-benernya.
Jadi, kalian kapan mau MRT guys? Semoga rencana dan persiapan pernikahan kalian selalu dilancarkan ya. Thank you for reading, see you on my next post.
Disclaimer : Semua foto yang tidak ditandai credit (www.ursula-meta.com) adalah foto dokumentasi milik panitia (SKK Paroki St. Yakobus).
48 comments
Wahh banyak juga ya yg ikutan, kebayang bosennya ky apa pas acara LOL.
ReplyDeleteKalau misal mau MRT di greja yg bukan domisili kedua calon bole kan ya say?
Ga bakal bosen klo memperhatikan si pembawa acara beb. Boleh kok beb ikut MRT dimana aja, sesuaikan sm jadwal aja
DeleteWoaaaa congrats ya kak, aku ikut seneng bacanya, acara kursus pra nikah ini penting banget dan di Katolik lebih terkonsep ya agar nikah itu sekali seumur hidup, duh natalan ada temen hidup nih😊
ReplyDeleteIya beb, pernikahan di katolik seumur hidup & nggak terceraikan beb jd ribet. Natalan msh single beb, meritnya abis natalan soalnya 😂
DeleteMbak kalau mau ikut MRT ini ada kuota pesertanya atau ngak ya?
ReplyDeleteTiap paroki punya kuota yg berbeda2 mas. Sblm daftar di Yakobus, sebelumnya sy mau daftar di keistoforus Grogol tp udh penuh kuotanya.
DeleteWah congrats yah say, one step closer, mudah2an dilancarkan semua persiapan meritnya ya say
ReplyDeleteAmin, thnks kak 😘😘
DeleteHallo kak, selamat ya udh KPP. Btw kak kalau buat yg beda agama tp mau nikah katolik itu gimana ya kak? yg ikut KPP yg katolik aja atau keduanya?
ReplyDeleteApapu agama pasangan klo mau nikah scara katolik, keduanya hrs ikut KPP beb
DeleteTerima kasih banyak nih share nya, buat yang Katolik perlu tahu nih kaya begini, thx banyak sudah share, bermanfaat sekali ini.
ReplyDeleteSaya mau share kaya begini belum diberi kesempatan hahaha,
Lain waktu x kalau nanti ada kesempatan dari YME. Menarik juga liputan sekaligus ngalami sendiri.
Goodluck yak, semoga lancar semua prosesnya, perkawinan Katolik emang terkenal ribet, gak mudah asal sah jadi. Banyak prosesnya, sebelum dan sesudah, bahkan untuk mengakhirinya saja gereja tidak memberikan hak itu, karena haknya sudah langsung diambil alih Bapa si empunya hidup.
Rilis lagi ya update proses2 menuju pernikahan dan after pemberkatan, ditunggu ya. Penting ini buat pasangan Katolik lain :p
Iya bnr bgt mas ribetnya emang ga bisa dipungkiri. Makasih byk ya mas
DeleteSemoga dilancarkeun kak sampe hari h...
ReplyDeleteAku justru suka baca blog yg ngurus riwehnya mnuju wedding, hihi, bisa buat kenang2an n dokumentasi
Amin, thank you say. Iya buat self reminder juga kalau2 lg ada kerikil nantinya, buay menikah aja udh ribet bgt, jgn smpe menyeran saat ada masalah dtg
Deletesetuju met, discovery lebih asik daripada KPP/MRT. Tapi sebagai CPP & CPW memang harus ikut KPP/MRT ya dijalanin. wwooow pas kamu ikutan itu banyak amat ya, dulu pas cc paling 10 pasang doang
ReplyDeleteCoba kalau MRT ini dikemas ky Discovery ya kak, pasti seru. Aku malah ngarep pesertanya dikit ci, biar bisa lbh fokus
DeleteWah wajib,bagus ya untuk persiapan calon pengantin... Semoga lancar ya :)
ReplyDeleteAmin, thank you beb
DeleteWah, jadi tahu kursus pernikahan agama Katolik. Seru ya topiknya. Lancar2 meta, jaga kesehatan!
ReplyDeleteAmin, thank you Erny
DeleteCograts kak, akhirnya KPP juga yah hihi, mudah2an diberi kelancaran buat persiapan nikahnya ya kak. Btw kok mahal ya kak, temen aku kmrn KPP di jawa cuma cepe haha
ReplyDeleteBuat konsumsi & buku beb. Tmn km itu g dpt konsumsi kali 😂😂😂
DeleteIni ngak nginep ya mbak? beberapa kali aku dgr tmn2ku katanya nginep
ReplyDeleteIya klo di Jkt ga nginep kebanyakan, klo di daerah byk yg nginep tp itu kebijakan masing2 penyelenggara sih, tergantung waktu pelaksanaannya.
DeleteSertifikatnya langsung dikasih pas acara selesai atau gak mbak? kalau udah kursus bisa langsung daftar kanonik kan ya mbak?
ReplyDeleteKalau aku sertifikatnya udh jd 1 sama buku itu mas, jd didlm buku ditempel foto sama distempel sbg pengganti sertifikat. Iya abis kursus bisa lgsg dftr kanonik
DeleteCongrat ya sayangkuuhhh..
ReplyDeleteSemoga lancar semuanya hingga di hari H, serta berjodoh hingga maut memisahkan :)
Amin, thank you beb 😘😘
DeleteSelamat ya 😊 semoga dilancarkan sampai hari H, semangat!!
ReplyDeleteAmin,mksh mbak
DeleteDi agama Kristen Protestan juga harus melalui proses kurang lebih sama seperti ini sih... Ibaratnya, kalau ikutin proses ini gak sabaran...wadaw... kan tujuannya mau menghabiskan the rest of our life together yah... Jadi, kudu dijalanin dan nikmatin prosesnya... :)
ReplyDeletesemoga persiapan pernikahannya lancar ya... , amin
Iya mbak nikah kristiani emg cukup byk persyaratannya ya. Amin,mksh mbak
DeleteWahh aku baru tau banget banget, ternyata kaya gini ya persiapannya org mau nikah di greja katolik. mudah-mudahan dilancarkan persiapan nikahnya ya kak
ReplyDeleteThank you beb 😉😉
DeleteSo happy for you kak, jaga kesehatan ya kak, byk yg bilang kalau lg ngurus buat merit itu godaannya gede bgt, byk masalah jd sensian hahaha, katanya, baek2 ya sayangkuh.
ReplyDeleteBukan cuma katanyah2, emang fakta itumah 😂😂😂.
DeleteThank you sayang 😘😘
Jadi tahu lika-liku menyiapkan pernikahan ala katolik, jarang banget punya teman katolik. Hehehe.
ReplyDeleteSemoga nanti acaranya pernikahannya lancar ya kakkak dan happy wedding. Mendahului. Hehehe.
Amin amin, makasih byk y mbak
Deletewaaah, one step closer, semoga lancar2 sampai hari H ya :)
ReplyDeleteAmin,terimakasih byk mbak
Deletekak mau tanya MRT itu cuma sehari aja ya langsung dpt sertifikat nya?
ReplyDeleteHayoo ga baca artikelnya ya. MRTnya 2 hari.
DeleteKalau sertifikatnya itu di dalam buku, ditempel foto & distempel panitia di hari kedua (sbg pengganti sertifikat).
hehe baca kok kak cuma dulu kan namanya KPP dan butuh 1tahun kursusnya jadi ini cuma 2hari aja ya kak.
Deletetrus kalo mau cepat paling cepat kapan ya kak misalnya minggu dpn nya udh bisa pemberkatan penikahan belum ya?
Maaf mas/mbak, penjelasan saya udah cukup jelas ya, silahkan dibaca dg seksama "Menurut pengalamanku, waktu ideal untuk ikut MRT sekitar 4-5 bulan sebelum menikah, mengingat masih ada tahapan yang harus dilalui setelah MRT, salah satunya yaitu Penyelidikan Kanonik"
DeleteJarak antara setelah selesai MRT ke penyelidikan kanonik itu brp lama ya?
ReplyDeleteKarena saya sudah MRT, 3 minggu lalu hingga saat ini blm ada panggilan utk kanonik dr pihak greja
Pastikan udah mendaftar kanoniknya ya mas??
DeleteSaya dulu 2 minggu setelah mendaftar lagsung dijadwalkan untuk kanonik mas.
Hi sis Rosa. Thx sharingny...
ReplyDeleteSy katolik..sdngkan calon sy Buddha.. th 2023 sy berencana nikah.. cm sy org ny keras dan kl g suka g bakal mau ikut..
Nah MRT ini menurut sy sih bullshit y... apa yg membuat jaminan org ikut MRT jd "sah" scr syarat? Krn bonyok sy jg pengajar MRT tp rumah tangganya sering ribut..
Jujur sy g suka juga nikah kudu pake jas(buat cowo)..pas sy komen gt nyokap malah jd adu bicara.. pdhal apa hub iman dg pakaian JAS??
Bs kah menikah Katolik tnpa pakai Jas? Krn sy g suka...
Lalu utk syarat2 lainnya.misal mau nikah d wilayah calon (kami beda pulau.. LDR). Apakah bs d paroki domisili ce, sdngkan doi Buddha...
Jujur ribetnya birokrat org mo nikah membuat sy pasrah dan mending bayar jasa calo catatan sipil aja buat ngurus.. malah kl perlu asal ada pengakuan dr Vihara/Kelenteng jg gpp... toh Iman masalah pribadi qt dg Tuhan..
Mslh sah atau tdknya cukup dr Hati. Biar Tuhan yg menilai mutlakny.. kami berencana ("jk ribet/g srek) ucap janji aja secara berpasangan d Gereja (d depan patung Yesus n Maria)... juga d Vihara kl perlu...
Plis advice. :) thx
Hallo mas, sebenarnya ga ada aturan kok nikah itu harus pake jas, pakai apapun boleh yg penting rapi dan sopan, tapi memang di negara kita hampir 100% mempelai pakai jas atau pakai pakaian adat, ini hanya kebiasaan saja.
DeleteSebenarnya tujuan MRT ini untuk lebih mengenal pasangan kita masing aja mas, dan ini memang syarat mutlak jika ingin menikah secara katolik.
Aku juga merasakan nikah selain muslim di Indonesia ini birokrasinya rumit mas, karena harus nikah agama dulu baru bisa nikah catatan sipil, kalau muslim cuma ke KUA aja beres.
Untuk pemberkatan kalau ga salah bisa dimana aja mas, asalkan ada pengantar dr paroki mempelai, jadi semacam minta ijin gitu ke paroki tempat pemberkatan nantinya, kalau ga salah namanya "numpang nikah".
"kami berencana ("jk ribet/g srek) ucap janji aja secara berpasangan d Gereja (d depan patung Yesus n Maria)... juga d Vihara kl perlu", maaf mas jika seperti itu tidak sah secara hukum gereja, kalian tidak menerima sakramen perkawinan, tidak punya surat nikah gereja, tidak bisa menikah di catatan sipil dan tidak bisa punya KK negara, ini akan rumit sekali untuk ke depannya.
Jadi saranku tetap ikuti birokrasi yg memang rumit ini, untuk mempermudah segala sesuatunya di masa yg akan datang. Semoga persiapan pernikahannya dilancarkan ya mas. GBU